Varian Omicron telah terdeteksi di Indonesia seperti yang diumumkan oleh pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada Rabu 15 Desember 2021. Pasien pertama yang terinfeksi Omicron merupakan petugas kebersihan di Wisma Atlet Kemayoran. Hal tersebut dikonfirmasi usai melakukan Whole Genome Sequences (WGS) secara rutin. Saat ini Indonesia harus lebih siaga dan waspada agar tidak terjadi gelombang ketiga virus Covid19. Disaat vaksinasi booster terus digencarkan, pemerintah juga mengingatkan akan pentingnya pemakaian masker dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Pentingnya masker untuk mencegah penularan virus sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Namun saat ini pertanyaannya adalah apa saja gejala Omicron dan apa rekomendasi masker yang cocok untuk menghadapi varian virus Omicron?
Sebelum membahas lebih dalam 6 rekomendasi masker yang cocok, berikut 5 fakta tentang Omicron yang perlu kamu tahu!
Omicron darimana asalnya?
Dengan terdeteksinya Omicron di Indonesia, tentunya masyarakat juga ingin tahu Omicron darimana asalnya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan varian Omicron pertama kali teridentifikasi di Afrika Selatan pada 9 November 2021 dan menjadikannya pada Variant of Concern (VOC). VOC artinya adalah varian yang menjadi perhatian karena memiliki tingkat penularan tinggi, virulensi yang tinggi, dan menurunkan efektivitas diagnosis, terapi serta vaksin yang ada.
Bahaya Varian Omicron dibanding varian lain
Berbicara tentang varian virus baru ini tak terlepas dari pertanyaan seberapa bahaya varian Omicron dibanding varian lainnya. Varian Omicron memiliki sejumlah besar mutasi, beberapa di antaranya mengkhawatirkan. WHO menjelaskan bukti awal menunjukkan peningkatan risiko infeksi ulang dengan varian ini, dibandingkan dengan Variant of Concern (VOC) lainnya.
Karenanya, berdasarkan bukti-bukti yang sudah ada, WHO menetapkan varian Omicron sebagai VOC. VOC diartikan sebagai varian virus Corona yang menyebabkan peningkatan penularan serta kematian dan bahkan dapat mempengaruhi efektivitas vaksin. Sebelum Omicron, WHO telah menetapkan varian Alpha, Beta, Gamma, dan Delta sebagai VOC.
Telah Terdeteksi di Banyak Negara
Salah satu bukti sementara bahwa varian Omicron lebih cepat menular dibanding varian Delta adalah varian ini telah terdeteksi di banyak Negara. Tepatnya di 132 Negara dan mungkin ada di sebagian besar Negara lainnya, walaupun belum terdeteksi.
Gejala Omicron
Gejala Omicron diantaranya sakit kepala, pilek, bersin, sakit tenggorokan, batuk, kelelahan ekstrem, demam ringan, tenggorokan gatal, dan keringat di malam hari. Direktur Jendral WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan bahwa meskipun tidak terlalu parah dibanding varian Delta, terutama pada mereka yang telah di vaksinasi, tidak berarti Omicron harus dikategorikan sebagai gejala ringan. Karena varian ini tetap bisa menyebabkan orang dirawat di rumah sakit dan meninggal. Untuk mengetahui secara lebih pasti, ada baiknya untuk melakukan pengecekan dan melakukan tes kesehatan saat sudah timbul gejala diatas.
Update Kasus Corona Dunia dan Omicron Indonesia
Berdasarkan data Worldometer hari ini, Selasa (18/1/2022), untuk update kasus Corona dunia total yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Dunia sudah mencapai 331.362.580 kasus. Kasus kematian akibat Covid-19 mencapai 5.563.425 jiwa, sedangkan pasien sembuh jumlahnya 269.037.707 orang.
Sementara untuk update kasus Covid-19 di Indonesia, dilansir dari data Satgas Covid-19 hingga Selasa (18/1/2022) terdapat 772 penambahan kasus baru. Sebagian besar kasus positif adalah kasus Omicron. Total kasus positif 4.272.421, jumlah pasien sembuh 4.119.472, dan total kasus kematian virus corona di Indonesia mencapai 144.174 jiwa.
Rekomendasi Masker Medis
Untuk mencegah paparan virus, masyarakat harus selalu waspada dan tetap menjaga protokol kesehatan (prokes). Masyarakat dihimbau untuk selalu mencuci tangan dan tidak lupa untuk memakai masker kemanapun saat bepergian ke luar rumah.
Beberapa rekomendasi masker yang dimiliki KSS untuk cegah Varian Omicron, yaitu:
- Masker 3 ply: VPRO FM3
- Masker KF94: VPRO 4D
- Masker FFP2: M&B MG003
- Masker KN95: Safeguard GR100
- Masker N95: 3M 8210 dan 3M 1870+
Seperti yang kita tahu bahwa sejak kelangkaan masker tahun lalu, beberapa Negara membuat masker dengan standar yang hampir sama dengan masker N95. Seperti masker standar FFP2 yang dibuat oleh Eropa dan juga standar masker KN95 yang dibuat oleh China.
Untuk masyarakat Indonesia sendiri masih dianjurkan untuk memakai masker 2 lapis bagi warga biasa. Kedepannya, bukan tidak mungkin akan direkomendasikan untuk pakai masker FFP2 atau masker N95 jika kasus covid kembali tinggi. Untuk itu, mari kita jaga kesehatan kita dan orang-orang disekitar kita dengan tidak abai dengan prokes dan selalu ingat pakai masker.
Vaksin Booster Indonesia
Vaksin booster saat ini gencar dilakukan di Indonesia, terutama vaksin booster di Jakarta dimana kasus Omicron terbanyak terdapat di kota Jakarta. Untuk saat ini ada 5 jenis vaksin booster yang telah mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) BPOM. Vaksin tersebut adalah Vaksin Sinovac, Pfizer, AstraZeneca, Moderna, dan Zifivax.
Vaksin booster saat ini tersedia untuk masyarakat berusia 18 tahun keatas dan telah menerima vaksin dosis kedua dalam jangka waktu minimal 6 bulan. Kelompok prioritas penerima vaksin booster adalah orang lanjut usia (lansia) dan penderita immunokompromais.
Cara mendapatkan E-Tiket Vaksin Booster di Website PeduliLindungi.id
- Buka website pedulilindungi.id
- Masukkan 'Nama Lengkap' dan 'NIK' Anda, lalu klik periksa
- Klik menu 'Profil', lalu pilih 'Status Vaksinasi & Hasil Tes Covid-19'
- Status dan jadwal vaksinasi booster akan muncul di akun Anda
- Untuk cek E-tiket vaksin, masuk ke menu 'Riwayat dan Tiket Vaksin'
Cara mendapatkan E-Tiket Vaksin Booster di Aplikasi PeduliLindungi.id
- Buka aplikasi PeduliLindungi
- Masuk dengan akun yang terdaftar
- Klik menu 'Profil', lalu tekan 'Status Vaksinasi & Hasil Tes Covid-19'
- Status dan jadwal vaksinasi booster akan terlihat
- Untuk cek E-tiket vaksin, masuk ke menu 'Riwayat dan Tiket Vaksin'